Searching...
Kamis, 02 Juli 2015
20.08 0

Ditjen Pendis : Guru PAI Ibarat Penjaga Gawang Umat

Bandung (Pendis) - Untuk menghadapi tantangan pendidikan Indonesia di masa yang akan datang, dituntut langkah-langkah produktif dan inovatif dari pelaku pendidikan. Tak ada bangsa yang maju jikalau pendidikannya tidak maju alias terbelakang. Demikian sambutan awal Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin tatkala membuka acara Bimtek Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam (Bimtek K13 PAI) di Bandung, Ahad 28 Juni 2015. Di hadapan 100 Guru PAI tingkat SD se-Jawa Barat, ia mencontohkan negara Jerman yang berhasil membebaskan biaya pendidikan (gratis) hingga level tertinggi, sehingga kualitas pendidikan di sana bagus karena seluruh rakyatnya mampu mengakses pendidikan dengan mudah selain tentu saja kesadaran dan kebijakan politik yang sangat mendukung majunya pendidikan.
Di negara kita, anggaran 20% dari APBN maupun APBD untuk pendidikan merupakan kebijakan yang dipandang wajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kamaruddin menegaskan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Ia menyebut Finlandia sebagai contoh negara yang meletakkan dasar renovasi pendidikan dari sisi kapasitas guru. Karenanya ia berharap kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan agama Islam (PAI) harus dimulai dengan upaya serius dalam pengelolaan dan pembinaan guru dalam hal ini Guru PAI.
Guru PAI harus siap menghadapi tantangan global dan informasi yang deras, caranya mereka siap berkawan dengan teknologi, meski tantangan teknologi bagai dua sisi mata uang yang bisa berdampak positif sekaligus negatif. Waktu mengajar PAI yang terbatas 3 jam per minggu di kelas harus dibuat semenarik mungkin, ini yang dimaksud dengan langkah-langkah produktif dan inovatif. "Bisa dibayangkan bagaimana jika ilmu agama disampaikan di kelas dengan cara sederhana dan tidak menarik?" tanya Kamaruddin secara retoris.
Ada 2 hal penting yang harus dipegang para Guru PAI di kelas agar inovatif, yakni menguasai metodologi dan menguasai materi. Metodologi harus diasah dengan tak bosan melakukan improvisasi, sedangkan penguasaan materi dilakukan dengan memperkaya wawasan dan cakrawala pengetahuan. Usia 6-12 tahun merupakan usia pendidikan dasar yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Peran guru bukan hanya mengajarkan tapi harus mampu mengedukasi, memberi teladan sebagai motivator dan inspirator.
Di akhir sambutannya, ia menghimbau para Guru PAI untuk terus bersemangat mengajar, apalagi Guru PAI bisa diibaratkan sebagai penjaga gawang umat. Keagamaan Islam di Indonesia pasti bermasalah jika para guru tidak mengajarkan Islam secara baik. Kita tidak hanya mengajarkan cara sholat tapi yang utama memberikan pemahaman apa manfaat dan hikmah di balik sholat. Guru PAI harus kreatif menjelaskan kepada peserta didik supaya setelah mempelajari agama mereka juga bisa memberi kontribusi kepada masyarakat . Guru PAImengemban amanah besar untuk menjadi guru terbaik. Jangan berhenti belajar dan berinovasi karena efeknya tidak hanya menjadi produktif dan inovatif tapi yang utama bernilai ibadah.

(wikan/dod)
19.35 0

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
 ( R P P )

Nama Sekolah        : .............................
Mata Pelajaran       : Fiqih
Kelas/Semester       : I / 1
Alokasi Waktu       : 1 x 35 menit

A.    Standar Kompetensi
1.      Mengenal lima rukun Islam

B.     Kompetensi Dasar
1.1    Menyebutkan lima rukun Islam

C.    Tujuan Pembelajaran :
§  Siswa Dapat Melafalkan lima rukun Islam ( NK. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya )
§  Siswa Dapat Bernyanyi lagu rukun Islam, dapat diubah dari lagu anak-anak balonku ada 5 dengan menyebutkan ke lima rukun Islam.
§  Siswa Dapat Bermain kartu rukun Islam dari asturo dapat diurutkan (1 ) syahadatain, (2) sholat, (3)  zakat, (4) puasa dan (5) haji

& Karakter siswa yang diharapkan  : 
§ Religius. Jujur. Toleransi. Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif , Rasa Ingin tahu. Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial,  Tanggung jawab

& Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif   : 
§ Berorientasi tugas dan hasil, Berani mengambil resiko, Percaya diri, Keorisinilan,  Berorientasi ke masa depan

D.    Materi Pembelajaran
§  Rukun Islam
Rukun islam, ada 5 perkara yaitu :

1. Mengucapkan dua kalimah syahadat
2. Menegakan Sholat
3. Menunaikan Zakat
4. Puasa di bulan Ramadhan
5. Menunaikan Ibadah Haji bagi yang mampu. 

Hal ini berdasarkan Hadits Mutafaqun ‘Alaih, yang artinya :
“Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan." (Riwayat Turmuzi dan Muslim)

Berikut adalah rincian dari ke-lima rukun dalam rukun islam tersebut 

Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda (yang artinya), "Islam dibangun atas 5 perkara".

1. "Syahadat (persaksian) bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah."
Yaitu kita mengikrarkan dengan penuh keimanan juga diwujudkan dalam tindakan kehidupan kita bahwa tiada sesembahan yang berhak dan benar selain Allah dan kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah serta kita wajib menaati Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam dalam agama Allah ini. 

2. "Dan menegakkan Sholat."
Yaitu menegakkan Sholat terutama sholat 5 waktu, dengan menunaikan rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, dan khusu’ di dalamnya serta bersungguh sungguh dalam mempelajari ibadah sholat sehingga dalam pelaksanaanya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam

3. "Memberikan Zakat."
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib bagi setiap muslim yang termasuk kedalam golongan wajib zalat, selain itu wajib bagi seorang muslim bila ia memiliki 85 gram emas atau uang yang senilai dengannya dalam masa kepemilikan 1 tahun. Besar zakat ini adalah 2,5 %.Adapun zakat selain dalam bentuk uang mempunyai ukuran tertentu

4. "Dan haji ke Baitullah."
Menjalankan Haji ini bagi orang yang mampu menunaikannya. Mampu dalam hal ilmu, harta dan fisik, hukumnya menjadi yang mampu.

5. "Berpuasa di bulan Ramadhan."
Puasa di bulan radmadhan adalah termasuk puasa yang wajib, berdosa besar bagi muslim yang tidak melaksanakannya, puasa adalah mencegah diri dari makan minum dan seluruh perkara yang membatalkannya dari fajar sampai tenggelam matahari disertai dengan niat puasa.

E.     Metode Pembelajaran
§  Ceramah
§  Tanya jawab
§  Penugasan

F.     Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
§  Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
§  Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang pengertian rukun Islam
§  Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa bahwa betapa pentingnya rukun Islam.
§  Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.

Kegiatan Inti
§  Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang pengertian rukun Islam.
§  Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang pengertian rukun Islam
§  Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang pengertian rukun Islam
§  Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang pengertian rukun Islam.
§  Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, film atau sinteron dengan tema rukun Islam
§  Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang rukun Islam.

Kegiatan Penutup
§  Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang rukun Islam
§  Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi pengertian rukun Islam
§  Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing

G.    Alat/Sumber Belajar
§  Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain

H.    Penilaian
Nilai  Budaya Dan Karakter Bangsa
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen
v  Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
v  Jujur.: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
v  Toleransi.: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
v Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 
v Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
v Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
v Demokratif ; Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
v Rasa Ingin tah : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih   mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
v Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
v Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
v Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan  masyarakat yang membutuhkan
A.    Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

§  Siswa dapat menyebutkan isi  rukun Islam
§  Siswa dapat menghafal isi dari rukun Islam secara urut
§  Siswa dapat menentukan urutan rukun Islam
§  Siswa dapat menjelaskan manfaat mempelajari lima rukun   Islam 
Tes Tulis
Tulis Tulis
Tes Tulis
Uraian
Uraian
Uraian
§  Isi  rukun Islam adalah ....
§  Urutan rukun Islam yaitu ....
§  Jelaskan manfaat mempelajari lima rukun Islam !

LEMBAR PENILAIAN PROSES
PENGAMATAN MENGHAFAL LIMA RUKUN IMAN

Tanggal : …………………
No
Nama siswa
ASPEK YANG DIAMATI
Skor
Nilai
Benar
Urut
Partisipasi
Semangat
1







2







3







4







5







6







7







8







9







10







11







12







13







14







15







….










Keterangan:
Aspek dan Kriteria Penilaian Proses

A.    BENAR
Skor 3   :   Hafal semua
Skor 2   :   Sebagian besar hafal
Skor 1   :   Sebagian kecil hafal

B.    URUT
Skor 2   :  Semua urut
Skor 1   :  Tidak urut


C.  PARTISIPASI
Skor 3   :   Ikut mengerjakan dan memotivasi teman
Skor 2   :   Ikut mengerjakan tetapi tidak pernah memotivasi teman
Skor 1   :   Ikut mengerjakan bila diminta teman

D.  SEMANGAT
Skor 3   :   Jika antusias tinggi untuk melaksanakan tugas kelompok dan sering memotivasi teman.
Skor 2   :   Jika antusias cukup tinggi untuk menjalankan tugas kelompok dan terkadang memotivasi teman
Skor 1   :   Jika mengerjakan tugas kelompok bila ditegur teman



Mengetahui
Kepala Madrasah



...........................................
NIP/NIK.

.............. , ...............................
Guru bidang studi Fiqih



..........................................
NIP/NIK.

18.56 0

Pendidikan Dalam Pandangan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
            Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami). Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
            Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan Berketerampilan, cerdas serta pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.






BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI PENDIDIKAN
A. Definisi Pendidikan Secara Umum
            Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
1.      Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2.      Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
3.      Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4.      Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
B. Definisi Pendidikan Menurut Islam
                  Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).

      2. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendidikan Keimanan
            “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
            Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
·         Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.”    (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
·         Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli roti.
·         Memanfaatkan momen religious
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
·         Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
·         Beri teladan
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
·         Kreatif dan terus belajar
Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan anak.
B. Pendidikan Akhlak
Hadits dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”
Rasulullah saw bersabda:
”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak :
·         Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
·         Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
·         Memenuhi janji
Hadits Rasulullah :”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari)
·         Meminta maaf jika melakukan kesalahan
·         Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
·         Mengajak anak mengunjungi kerabat
C. Pendidikan intelektual
            Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu proses kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan.
            Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. MenurutPiaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
Periode 1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)
·         Mengorganisasikan tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam dan memukul pada usia ini cukup dicontohkan melalui seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika kita beraktivitas membaca bismillah.
Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
·         Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)
·         Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir sistematik
Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah SWT tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
·         Kapasitas berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep
D. Pendidikan fisik
·         Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah
“ Ajarilah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)
E. Pendidikan Psikis
“Dan janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. 3:139)
·         Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku santun dan bijak.
·         Menumbuhkan rasa percaya diri
·         Memberikan semangat tidak melemahkan

3. DESKRIPSI PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF NASIONAL
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya pedagogis untuk menstranfer sejumlah nilai yang dianut oleh masyarakat suatu bangsa kepada sejumlah subjek didik melalui proses pembelajaran. Sistem nilai tersebut tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar pandangan hidup bangsa itu. Rumusan pandangan hidup tersebut kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan. Dalam Undang-Undang Dasar dan perundang-undangan itu pandangan filosofis suatu bangsa di antaranya tercermin dalam sistem pendidikan yang dijalankan.
Bagi bangsa Indonesia, pandangan filosofis mengenai pendidikan dapat dilihat pada tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 paragraf keempat. Secara umum tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian secara terperinci dipertegas lagi dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional





BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN
1. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945 maupun dalam GBHN dan Undang-Undang Kependidikan lainnya yang berlaku adalah tujuan normative GBHN 1983 merumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan tarhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan , mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa

2. TUJUAN UMUM PENDIDIKAN MANUSIA
A. Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
            Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
b. Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3. Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia”.
4. Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
5. Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6. Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.
7. Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.

3. MANUSIA SEMPURNA MENURUT ISLAM
a. Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
            Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan – perkembangan Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
            “Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
b. Cerdas Serta Pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b) Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c) Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.
Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam kalbu.
4. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM (KHUSUS)
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
      Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi;
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.